Home » » BIMBINGLAH CINTAKU

BIMBINGLAH CINTAKU

Written By Anonim on Selasa, 29 November 2011 | 10:32:00 AM

Panggil saja Wina nama samaran,kami memang sangat akrab banget dalam pertemanan disekolah dulu. Dan akhirnya kami lulus tahun 2007 persahabatan kami pun buyar saya harus kerja di perusahaan di bandung dan Wina harus ikut ayahnya ke jakarta. Pengalaman yang aku alami bercinta dengan teman lama SMU ini tidak bisa lupakan karena pertemanan bisa sampai melakukan ML.
Pada tahun 2009 akhir, saya masih di kerjaan pertama saya dulu. Karena malam sudah lelap kerjaan masih numpuk banget, akhirnya saya memutuskan untuk pergi keluar sebentar untuk beli kopi dan cuci mata. Sesampai di sebuah depan pusat perbelanjaan di kota kembang yang sangat terkenal aku keluar dari mobil aku untuk mencari warung yang jualan kopi hangat. Sambil berjalan menuju menuju penjual kopi saya melihat ada penjual alat kencantikan, lalu saya menuju ke arah tersebut. Tidak aku kira rupanya penjual tersebut Wina…..!!!!!
Eh….Wina kan?? Tanyaku.
Sambil mengsap kepalanya sedikit mengingat!!!!
Kamu Eric kan…..jawabnya…!!!!
Sambil mengulurkan tanganya Wina bilang “ gmna kabarnya? “
“Baik-baik saja….” kami tidak ngomong panjang lebar karena dia harus bekerja. Sesampai jam 20.00 WIB, Wina selesai bekerja lalu q tawarkan untuk pulang bareng. Sebelum aku mengantar dia ke tempat kostnya, aku ajak dia untuk makan dulu. Dia menerima tawaranku, setelah itu baru kuantar dia ke tempat kostnya.”Ke dalem dulu Rick..!” katanya.
“Makasih Wi.., lain kali aja deh.., lagian khan ada Kakakmu..!” kataku sambil memperhatikan jamku, yang mana pada waktu itu menunjukkan pukul 22:30.”Kakakku lagi ke Jakarta Rick.., Aku cuma sendirian disini. Ayo dong Rick..! Masuk dulu..,” pintanya merajuk.Akhirnya aku masuk juga ke dalam, “Bentar aja ya Wi.., Aku ada kerjaan nih di kantor, mana mata udah ngantuk, cape lagi..,” kataku sambil tanganku memijit pundakku sendiri karena pegal.Dewi menganngguk sambil tersenyum, kemudian dia menuju ke belakang untuk mengambil minuman.
“Santai aja dulu Rick.., Aku mo mandi dulu ya, gerah nih..!” katanya sambil menyodorkan minuman untukku.Lalu aku duduk di kursi dekat tempat tidurnya.”Lama juga nih mandinya. Dasar perempuan..!” aku menggerutu dalam hati.Kemudian aku berdiri sebentar, karena pegel juga kalau duduk terus. Akhirnya aku rebahan juga di tempat tidurnya, cape sekali badanku rasanya. Kemudian kulihat Dewi keluar dari kamar mandi. Dia hanya memakai celana pendek dengan t-shirt warna putih. Rambutnya basah, mungkin habis keramas. Kemudian dia duduk di depan meja riasnya sambil mengeringkan rambutnya.
“Muka Kamu kok keliatan cape Rick..?” kata Dewi membuyarkan lamunanku.”Iya nih Wi.., Aku cape banget hari ini, mana kerjaan masih banyak.” ketusku.”Ya udah, istirahat aja dulu. Santai aja.., Aku pijitin, mau nggak..?” kata Dewi sambil melangkah ke arahku.”Bener nih, mau mijitin..?” kataku setengah tidak percaya.”Masa Aku boong Rick. Ya udah.., Kamu tengkurap aja.. Terus buka dulu kemeja Kamu dengan kaosdalamnya.” katanya.Bagai kerbau dicocok hidung, aku menurut saja, terus kutelungkup, lalu Dewi mulai memijitiku, mulai dari pundak terus ke punggung. Pijatannya lembut sekali, rasa lelah dan kantukku mulai hilang, malah yang ada sekarang darahku justru mengalir begitu cepat. Batang kemaluankuperlahan-lahan mulai tegang, aku jadi salah tingkah. Sepertinya Dewi melihat perubahan sikapku.
“Rick..! Balikin badan Kamu.., biar Aku pijit juga bagian depannya.” katanya lembut.
Aku agak ragu juga, pasalnya aku takut kemaluanku yang sudah tegang takut kelihatan, ditambah nafasku yang sudah tidak beraturan. Tetapi akhirnya kubalikkan juga badanku. Kemudian Dewi menduduki badanku. Kaget juga aku melihat dia, karena posisi dia sekarang menduduki badanku, pantatnya tepat di atas kemaluanku. Aku pura-pura meram saja, sambil kadang-kadang memicingkan mataku, jadi salah tingkah aku pada waktu itu.
Seksi juga ni orang, atau karena pikiranku yang sudah dirasuki nafsu birahi, batinku berkecamuk. Aku mulai berpikir, apa yang harus kulakukan. Tangan Dewi dengan begiru halusnya mengusap-ngusap dadaku yang kadang-kadang dia cubit puting susuku, aku malah menggelinjang kegelian, pikiranku sudah gelap oleh nafsu. Dengan agak ragu kupegang kedua telapak tangannya yang sedang memijat dadaku.”Kenapa Rick..?” tanya Dewi sambil tersenyum.Aku tidak menjawab pertanyaannya, kemudian kucium telapak tangannya, lalu kutarik tangannya yang mana otomatis badannya mengikuti, sehingga badannya jadi
agak terdorong ke depan.
Wajahku dengan wajahnya dekat sekali, sampai nafasnya menerpa wajahku. Lalu kupegang kedua pipinya, dengan perlahan kudekatkan wajahnya ke wajahku, lalu kucium bibirnya dengan lembut. Kemudian kujulurkan lidahku menelusuri rongga mulutnya. Dewi agak melenguh, lalu Dewi mulai membalas ciumanku, lama-lama ciuman kami makin lama makin buas saja, nafas kami sudah tidakberaturan. Sambil tetapi berciuman, tanganku turun ke bawah, lalu kumasukkan ke bagian
belakangkaosnya, lalu kutarik kaosnya ke atas. Dewi mengerti akan hal ini, kemudian dia tegakkan badannya, lalu dia buka sendiri t-shirtnya, lalu dengan sambil tersenyum dia buka sendiri BH-nya.
Setelah terbuka, yang kusaksikan adalah sepasang dua bukit yang kembar, walaupun tidak terlalu besar tetapi kencang sekali, dengan putting yang sangat menantang. Dengan posisi Dewi masih di atas perutku, aku segera bangkit. Kulumat putingnya silih berganti, Dewi melenguh tanda menikmatinya.”Ooohhh Erick.., sshhh..,” desahnya sambil mendongakkan kepalanya ke belakang, dengan tangan melingkar di leherku.Aku semakin bernafsu, lalu kurebahkan badannya, kemudian kulumat bibirnya, lalu kulumat telingakirinyan. Kemudian aku turun menelusuri lehernya, kulumat putting susunya yang tampak menawan, kadang aku meremas kedua bukit yang indah itu. Puas dengan itu lumatanku mulai turun ke bawah, aku jilat pusarnya, kedua
tanganku mulai turun ke pangkal pahanya.
Dengan posisi masih menjilati pusarnya, tanganku membuka celana pendeknya, lalu kuturunkan ke bawah. Secara naluriah dia ikut membantu menurunkan pula, maka tingal celana dalamnya yang berwarna putih bersih yang masih menghinggapi tubuhnya. Lalu kucium kemaluannya yang masih ditutupi CD-nya, dia melenguh hebat, kemudian kubuka CD-nya. Aku beralih menjilati bibir kemaluannya. Dengan bantuan kedua jariku, kusibakkan bibir kemaluannya itu, maka tampakbagian dalam yang berwarna merah muda, dengan dihiasi klit-nya yang sudah membengkak.
Mungkin ini untuk yang kedua kalinya aku menjilati kemaluan perempuan. Ini yang kusuka dari kemaluan Dewi, tidak berbau, mungkin tadi dia waktu mandi membersihkannnya dengan sabun khusus.Lalu kujulurkan lidahku ke bagian klit-nya, kugoyang-goyangkan lidahku.”Aaahhh.., Rickkk.., enak sekali Saayaang..!” jeritnya sambil kedua tangannya menjambak rambutku.
Pedas juga rambutku. Aku masih saja asyik memainkan lidahku. Kadang sekali-sekali kugigit bibir kemaluannya. Tidak berapa lama, tubuh Dewi mengejang, kepalaku makin ditekan oleh tangannya ke dalam kemaluannya.”Eeerriiccckkk.., aakkhhh.., nikmat sekali Sayang..!” katanya sambil memejamkan matanya, tandamerasakan kenikmatan yang tiada taranya.
Aku masih saja asyik melumat habis kemaluannya yang merah merekah.”Udahhh Rick.., udah dulu Sayang..!” katanya sambil menarik kepalaku ke atas, kemudian dia cium bibirku dengan ganas sekali.Lalu tubuhku dia balikkan, dia berada di atasku sekarang. Dia condongkan badannya, kemudiandia mencium kembali bibirku, lalu mencium leherku. Dia tegakkan badannya, dan dia geser sedikitke bawah. Sambil tersenyum dia lalu membuka celana panjangku, kemudian dia buka celana dalamku, maka mencuatlah adikku yang dari tadi sudah tegak bagai tugu monas. Dengan lembut dia mengusap batang kemaluanku, jempolnya mengusap kepala kemaluanku.
“Aaakkhhh..,” aku hanya bisa mendesah kenikmatan.Perlahan dia tundukkan kepalanya, lalu mulai menjilati kepala kemaluanku, kemudian dia masukkan batang kejantananku ke mulutnya. Dia hisap dengan lembut. Aku hanya bisa merasakan kenikmatan yang diberikan oleh permainan mulut Dewi.
“Aakkhhh Wi.., terus Wi..! Enak sekali Sayang..!” erangku.Mungkin karena dari tadi aku sudah menahan nafsuku, akhirnya aku tidak kuat juga menahannya.”Wi.., Aku mo keluar Wie..,” erangku.Dewi cuek saja, dia malah mempercepat frekwensi hisapannya ke batang kemaluanku, yangpada akhirnya, “Aaakkhhh..,” bersamaan dengan itu menyeburlah cairan spermaku ke mulutnya.
Keliatannya Dewi agak kaget juga, tetapi dia lalu menelan semua spermaku sampai habis. Aku hanya mengerang kenikmatan. Setelah cairanku habis ditelannya, kemudian Dewi lepaskan batang kejantananku dari mulutnya, dia tersenyum melihat senjataku masih berdiri, walaupun sudah mengeluarkan laharnya. Dengan tersenyum menahan birahi, dia mendekati wajahku. lalu mencium bibirku. Dengan posisi masih di atas, tangannya kemudian memegang batang kemaluanku, lalu
Dibimbingnya ke lubang senggamanya. Dengan sekali sentakan, batangku sudah masuk seluruhnya.
“Uuuhhh.., sshhhh..!” Dewi melenguh kenikmatan sambil memejamkan matanya, rambutnya tergerai, kepalanya diangkat mendongkak ke belakang.Diangkatnya pantatnya perlahan, lalu diturunkannya perlahan. Aku membantunya dengan batang kemaluanku.
Makin lama gerakan Dewi semakin cepat, aku juga semakin keras menekan batang kemaluanku, tangaku menelusuri tubuhnya yang sudah penuh dengan keringat. Kadang kuremas kedua bukit kembarnya, sekali-kali aku pelintir kedua puttingnya. Dewi terus saja menggelinjangkan tubuhnya, kulihat Dewi meram melek juga dalam malakukan gerakannya itu.
“Ooohhh.., Eerricckk..! Enak sekali Rick.., ssshhh..,” Dewi mendesis seperti ular.
“Kamu cantik sekali Wi.., Aku sayang Kamu..!” kataku sambil menarik kepalanya untuk mendekati wajahku.Lalu kucium bibirnya. Akibat gerakan-gerakan yang dilakukan Dewi, akhirnya aku tidak kuat juga.”Aaahhh.., Wi, Aku hampir keluar Sayangg..!” kataku.”Ssshhh.., aahh.., Aaaakuu juga Rick.., bentar lagi.., aakhh.. terus Sayanng.., terusss..!” ucap Dewi sambil terbata bata menahan nafsu.
Makin kupercepat tempo gerakanku, yang pada akhirnya aku sudah tidak kuat lagi. Kurangkul tubuhnya erat-erat, tampaknya Dewi juga sudah pada klimaksnya, yang akhirnya.”Aaahhh.., aakkhhh..,” kami keluar bersamaan disertai desahan yang panjang.Kupeluk tubuh Dewi dengan erat, begitu juga dengan Dewi sambil menikmati sensasi-sensai yang tidak bisa dibayangkan. Kemudian dengan posisi aku masih duduk di kasur dan Dewi di atasnya, kami berciuman kembali. Lama sekali sambil mengatakan kata-kata indah.”Terima kasih Wi.., Aku sayang Kamu..!” kataku sambil mencium keningnya.”Aku sayang Kamu juga Rick..!” kata Dewi, yang kemudian kami berciuman kembali.Lalu kurebahkan badanku dengan batang kemaluanku masih menancap di liang senggamanya, akhirnya kami berdua tertidur lelap sekali.
Esok harinya baru kupulang, tapi sebelumnya aku antarkan dulu Dewi ke tempat kerjanya sambilmemeberikan nomor teleponku. Kalau-kalau dia butuh aku, tinggal menghubungi saja. Sesudah mengantar Dewi, aku langsung pulang, lalu pergi ke kantor yang mana sudah tentu aku pasti kesiangan, dan kerjaanku yang belum beres.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Blog SEO Ini Di Kunjungi Sebanyak:

Label

Entri Populer

 
Support : Google | Alexa Rank | Yahoo
Proudly powered by Blogger
Copyright © 18 September 2011. Cerita Sex Indonesia|Kisah Mesum|Cerita Dewasa - All Rights Reserved
Template Editing By Metal Published by Cerita Sex Indonesia