Pukul 15.25, suasana di kantor mulai terlihat menurun aktifitasnya. Beberapa staff dan karyawan lain ada yang mengobrol untuk menghabiskan waktu. Harry dan Leo, teman kerja dari Divisi Marketing, tiba-tiba datang ke ruangan kerja saya.
“Hei, Roy! Sibuk nggak?” tanya Harry kepada saya.
“Tidak. Ada apa?” kata saya sambil membereskan beberapa berkas kerjaan saya yang sudah selesai.
“Kamu ada waktu nggak nanti sore lepas kerja?” tanya Harry sambil mendekat.
“Memangnya ada apa, sih?” tanya saya sambil menatap Harry dan Leo bergantian.
Mereka saling pandang lalu tersenyum.
“Nanti sore kami ada acara khusus dengan 3 kolega bisnis…” kata Leo sambil tersenyum.
“Karena kami kurang satu orang, maka kami ajak kamu…” sambung Leo lagi.
Saya mengerenyitkan alis karena belum mengerti maksud mereka.
“Siapa mereka? Acara khusus apa?” tanya saya.
“Pokoknya kamu ikut saja deh. Dijamin puas…” kata Leo sambil menatap Harry.
Lalu mereka berdua tertawa. Saya juga ikut tertawa walau tidak mengerti apa-apa.
“Mana bisa menentukan sesuatu kalau saya tidak tahu apa yang akan dilakukan?” tanya saya.
“Kami ada janji bertemu dengan 3 orang staff Marketing Carrefour untuk memperlancar bisnis…” bisik Harry ke telinga saya.
“Lalu apa urusannya dengan saya?” tanya saya lagi.
“Mereka semua wanita, Roy.. Masa sih nggak ngerti juga?” kata Harry.
Saya mulai bisa menangkap arah pembicaraan mereka.
“Maksudnya acara khusus itu apa?” tanya saya lagi.
“Begini, Roy…” kata Leo.
“Ini bukan kali pertama kami have fun dengan mereka.. Ngerti, nggak?!” tegas Leo sambil tersenyum menatap saya,Saya mengerti maksud mereka.
“Ngerti…” kata saya sambil tersenyum.
“Jam berapa? Dimana?” tanya saya.
“Ketemu mereka jam 7 di hotel Senen,” kata Harry.
“Baiklah, saya ikut…” kata saya.
Akhirnya kami bertiga tersenyum penuh arti. Setelah beralasan ada pertemuan bisnis kepada istri, saya dan Harry serta Leo segera meluncur ke hotel Senen menjelang jam 7. Disana, sekitar jam 6.45, kami bertemu dengan 3 wanita relasi bisnis Harry dan Leo. Saya dikenalkan kepada mereka. Mereka adalah Henny, 25 tahun, singel, Rita, 29 tahun, menikah, dan Shelly, 23 tahun, singel. Penampilan ketiga wanita tersebut sangat menarik sebagai wanita karier. Kecuali Rita yang agak gemuk, penampilan mereka sangat ramping dan sedap dipandang lengkap dengan dandanannya.
“Kita makan malam dulu atau bagaimana, nih?” tanya Leo.
“Tidak usahlah, kami sudah banyak ngemil tadi di kantor,” kata Shelly sambil tersenyum ke arah saya.
Saya balas senyum. Akhirnya setelah booking satu ruangan, kami segera masuk. Terus terang saja waktu itu saya sangat bingung harus bagaimana karena saya sama sekali belum pernah melakukan hal seperti ini. Saya banyak diam jadinya.
“Sudah berapa kali ikut, Roy?” tanya Shelly sambil duduk merapat kepada saya.
“Ini pertama kali,” kata saya sejujurnya sambil tersenyum.
Shellypun tersenyum manis. Waktu itu saya lihat Harry dan Rita sudah mulai berciuman di kursi. Tangan mereka sama-sama aktif saling mengelus, mengusap dan meremas tubuh pasangannya. Sedangkan Leo dan Henny terlihat saling membuka pakaian masing-masing di atas tempat tidur besar. Setelah benar-benar telanjang bulat mereka langsung berguling berpelukan sambil tangan mereka bergerak bebas di tubuh pasangannya. Melihat hal itu, penis saya mulai bangkit. Benar-benar pemandangan yang membuat kelelakian saya tergugah.
“Kok diam saja sih, Roy..?” kata Shelly sambil naik ke pangkuan saya.
Dengan tanpa ragu, mungkin sudah terbiasa, Shelly langsung melumat bibir saya dengan panas. Sementara tangannya bergerak membuka semua kancing baju saya. Sayapun membalas ciuman Shelly dengan panas pula. Tangan saya mulai meremas buah dada lalu membuka semua kancing kemeja Shelly. Tak tanggung, BH-nya juga segera saya buka.
“Mmhh.. Mmhh…” desah Shelly disela-sela kami berciuman ketika tangan saya meremas buah dada dan memainkan puting susunya.
Tak lama Shelly langsung turun dari pangkuan saya. Dibukanya rok mini dan celana dalam mini yang dia pakai. Sayapun demikian. Saya buka seluruh pakaian sampai kami sama-sama telanjang. Shelly langsung memeluk saya dan kembali mencium bibir saya dengan panas sambil tangannya meremas dan mengocok pelan penis saya. Rasanya sangat enak.. Sayapun balas ciuman Shelly sambil meremas pantat kenyalnya. penis saya sesekali menusuk perut langsingnya.
Ciuman Shelly lalu turun ke dada saya, dijilat dan digigit kecil puting susu saya, lalu lidahnya makin turun ke perut. Lidahnya berhenti ketika menyentuh bulu kemaluan saya yang agak lebat. Tangannya tetap mengocok pelan penis sambil menatap mata saya. Kemudian ketika mulut Shelly mengulum, menjilat dan menghisap penis saya, terasa sangat hangat dan nikmat yang tak bisa dikatakan seperti apa. Apalagi ketika sesekali Shelly melepas hisapannya lalu mengocok penis saya dengan keras, lalu menghisapnya lagi.. Rasa nikmatnya benar-benar tak bisa saya ungkapkan. Saya hanya bisa terpejam dan memompa penis saya keluar masuk mulut hangat Shelly.
“Gantian dong, Roy…” kata Shelly sambil bangkit lalu memeluk dan melumat bibir saya. Saya mengangguk.
“Dimana?” tanya saya.
“Di ranjang saja…” kata Shelly sambil tangannya menarik tangan saya ke ranjang.
Saat itu Leo sedang menyetubuhi Henny. Shelly segera telentang di samping tubuh Henny, sayapun langsung membuka pahanya lalu lidah saya bermain menjilati semua sudut vagina Shelly yang bersih tak berbau. Desahan dan erangan serta geliat tubuh Shelly sangat jelas ketika menikmati nikmatnya dijilat vagina. Sesekali tangannya meremas rambut saya lalu mendesakkan kepala saya ke vaginanya..
“Cepat naik, Roy.. Setubuhi saya!” pinta Shelly dengan nada bergetar.
Sayapun lalu bangkit dan segera memasukkan penis ke vagina Shelly yang sudah sangat basah sehingga memudahkan masuknya penis. Tak lama saya dan Shelly sudah bermandi peluh dihiasi dengan desah dan erangan kenikmatan yang keluar dari mulut kami seiring dengan keluar masuknya penis saya di vagina Shelly. Ada suatu hal yang lebih memanaskan suasana ketika saya asyik menyetubuhi Shelly entah sudah berapa posisi, tiba-tiba Henny yang sedang disetubuhi Leo disamping kami, tangannya memegang pundak saya lalu menarik leher agar mendekati wajahnya, kemudian dilumatnya bibir saya habis. Saya membalas ciumannya sambil tetap menyetubuhi Shelly. Sedangkan tangan saya satu meremas buah dada Henny yang sedang asyik disetubuhi Leo. Hal ini tambah memberikan suatu energi buat saya untuk memacu birahi.
“Roy, gantian..!” tiba-tiba Leo menepuk pundak saya sambil melepas kontolnya dari vagina Henny.
Tanpa banyak cakap sayapun mencabut penis saya dari vagina Shelly. Tak lama Leo sudah mulai menyetubuhi Shelly. Ketika saya mau mengangkangi tubuh Henny, tiba-tiba Henny bangkit lalu meraih penis saya yang masih basah oleh cairan vagina Shelly. Dikocoknya penis saya lalu mulutnya yang agak tebal menghisap dan menjilat penis saya.
Di sudut terlihat Harry sedang memompa kontolnya di anus Rita. Rita terpejam entah merasakan apa. Harry terpejam sambil terus memompa kontolnya dengan cepat, sampai akhirnya terlihat Harry mencabut kontolnya dari anus Rita lalu tampak air mani Harry muncrat di pantat Rita. Harry terkulai lemas sambil memeluk Rita dari belakang di atas kursi.
“Ohh.. Fuck!! Ohh,” terdengar teriakan lirih Shelly ketika mendapat kenikmatan ketika penis Leo keluar masuk vaginanya.
“Masukkin sini, Roy…” pinta Henny sambil merebahkan dirinya menyamping.
Jarinya dimasukkan ke lubang anusnya. Sejenak saya hanya diam, ragu karena tidak pernah melakukannya. Tapi dorongan nafsu yang kuat akhirnya menghilangkan keraguan saya itu. Saya ludahi tangan lalu dioleskan ke kepala dan batang penis saya agar licin. Lalu secara perlahan saya susupkan kepala penis saya ke lubang anus Henny. Mata Henny terpejam sambil memegang batang penis saya. Lama-lama kepala penis saya masuk ke anusnya, lalu perlahan saya tekan lebih dalam lagi sampai akhirnya tigaperempat bagian batang penis saya masuk anusnya. Perlahan saya keluar masukan penis di anus Henny. Mulanya tampak Henny menggigit bibir, tapi lama-lama matanya terpejam dan terdengar desahan kenikmatan.
“Ohh.. Sshh…” desah Henny sambil menggoyang pantatnya.
Wahh..!! Merupakan suatu pengalaman yang luar biasa.. Saya merasakan rasa nikmat yang sangat luar biasa ketika anus Henny dengan sangat ketat menjepit ketika saya memompa penis di anusnya. Sementara Hennypun tampak menikmati posisi seperti ini. Sewaktu saya masih merasakan nikmatnya penis keluar masuk anus Henny, terdengar Leo mengerang sewaktu air maninya menyembur di dalam vagina Shelly.
“Jangan dulu dicabut, Leo! Aku juga mau keluar!” kata Shelly dengan suara serak tertahan. Pinggulnya bergoyang cepat sambil mendesakkan vaginanya ke penis Leo agar masuk lebih dalam.
Tak lama, “Ohh.. Fuck! Fuck! Mmhh…” erang Shelly mencapai orgasme.
Tubuh lunglai Leo ambruk memeluk tubuh Shelly. Sementara saya terus memompa penis di lubang anus Henny. Desahan dan erangan nikmat kami terus terdengar. Sampai saatnya saya merasakan ada dorongan yang ingin keluar dari penis saya. Saya pompa penis saya makin keras.
“Saya mau keluar…” kata saya sambil mata terpejam.
Saya tekan penis saya dalam-dalam sampai hampir masuk semua ke dalam anus Henny. Lalu, croott! Croott! Croott! Air mani saya keluar banyak di dalam anus Henny. penis saya terasa makin hangat di dalamnya. Henny tersenyum.
“Bagaimana rasanya?” tanya Henny dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
“Wahh.. Enak sekali…” kata saya sambil mencabut penis saya perlahan.
Tampak air mani saya banyak menempel di batang penis saya, lalu tampak pula air mani yang keluar dari lubang anusnya. Henny bangkit lalu meraih sprei dan mengelap air mani di anus dia serta penis saya. Malam itu kami melakukan dua kali persetubuhan dengan berganti pasangan. Hanya sekitar 3 jam kami menikmati malam itu.
Setelah berpakaian, saya bertukar kartu nama dengan mereka. Lalu kami pulang. Entah kapan lagi bisa ada ajakan khusus seperti itu lagi..
Wahh..!! Malam itu benar-benar pengalaman pertama saya yang sangat penuh sensasi. Bersetubuh ramai-ramai sambil ganti-ganti pasangan benar-benar membuat gairah seksual saya terdongkrak dan bangkit beberapa kali lipat dari biasanya. Apalagi ditambah dengan anal seks yang baru pertama kali saya lakukan. Nikmatnya benar-benar lebih dari aktifitas seks biasa. Saya tidak ada kata-kata untuk menggambarkannya..
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.